Ng-Wedang Tahu di Jogja

IMG_20180501_070309_HDR
Wedang Tahu Bu Sukardi- Jl. Asam Gede Kranggan Yogyakarta

Awal mula dengar wedang tahu dari teman, ngebayangin gimana rasanya tahu di wedangin jahe. Udah pengen mual [alay mode on] -tapi ini serius sih. Sampai akhirnya setelah beberapa kali kecilik karena si penjual nggak di tempat, minggu lalu kesampaian juga.

Wedang Tahu Bu Sukardi yang mangkal di Jalan Asem Gede Kranggan Jogja ini buka dari jam 6.30 WIB-sehabisnya. Meskipun hanya ngemper di trotoar, gerobak yang mangkal di seberang warung gudeg Bu Djuminten ini tak pernah sepi peminat. Banyak diantaranya para wisatawan dari luar Jogja. Katanya, setiap kali berkunjung ke Jogja selalu menyempatkan waktu meyeruput Wedang Tahu Bu Sukardi ini. Rasanya ngangenin.

IMG_20180501_070104_HDR

Intip-intip, yuk, sebenarnya apa sih wedang tahu? Beberapa rekan sempat menanyakan ketika saya update status di whatsapp. Mostly, ekspektasi mereka tak jauh dari saya sebelumnya. Wedang jahe tambah tahu putih. Tapi ternyata salah besar, ini bukan tahu yang dijual di pasar-pasar atau warung. So guys, wedang tahu ini sebetulnya kembang tahu yang lembut banget ditambah kuah jahe anget yang cukup strong rasanya. Pokonya enak banget, nggak pakai mual-mual seperti bayangan di awal.

Wedang jenis ini sebetulnya cocok banget buat kamu yang lagi flu atau badannya kurang fit, untuk menghangatkan tubuh, apalagi cukup dengan uang 6 ribu rupiah saja. Meskipun begitu, wedang satu ini enak juga dinikmati dengan paginya Jogja yang syahdu, not bad lah. We enjoy it as well yang jelas.

Nah buat kamu yang ingin merasakan nikmatnya wedang tahu bisa langsung ke Jl. Asam Gede Kranggan yang lokasinya nggak jauh dari Tugu Jogja juga. Asyik kan!

 

=================

Jangan lupa komentar di bawah.

Melihat Aksi Heroik ‘Elanto’

Sumber : www.google.com/trustpicture
Sumber : http://www.google.com/trustpicture

Setelah selumnya publik dibuat geger oleh aksi heroik Mas Elanto saat menghadap konvoi moge alias motor gede di Yogyakarta beberapa waktu lalu akhir-akhir ini publik kembali geger dengan aksinya dalam investigasi pungutan liar disalah satu pos polisi di Jogja. Terlepas dari bagimana dan kenapa seorang warga Jogja ini dalam menjalankan aksinya atau apakah saya membela Mas Elanto atau menyalahkan oknum polisi penerima uang pungli, ada hal lain yang menarik bagi saya. Bukan. Ini bukan soal aksinya atau apalah-apalah.

Kita sederhanakan saja, mana ada sih rakyat yang mau capek-capek mengurusi pemerintahan toh mereka sudah punya wakil rakyat apalagi hanya sekadar mengingatkan oknum polisi untuk tidak menerima uang sogokan dari para sopir ataupun kenek truk yang kebetulan melintas. Kurang kerjaan sekali! Lagian kurang kerjaan sekali. Tapi kemudian pertanyaannya adalah kenapa rakyat seperti Mas Elanto ini sampai rela untuk meluangkan waktunya demi investigasi ‘pungli’ yang konon katanya sudah menjadi tradisi sehari-hari di beberapa pos polisi di negara tercinta kita ini. Saya tidak asal ngomong, karena saya pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri disalah satu pos polisi di daerah tempat saya sekolah. Saat itu usia saya baru 14 tahun. Dan sekarang saya sudah mendekati 22 tahun. Tentu saya tak seberani Mas Elanto. Kembali lagi ke pertanyaan, kalau dipikir-pikir pasti ada yang salah kalau begitu dengan sistim negara ini. Dan menurut saya sikap Mas Elanto ini karena sudah tak tahan lagi atas pengkhianatan yang dilakukan beberpa oknum pejabat nakal. Atau bisa dikatakan kalau masyarakat kita itu sudah tidak percaya lagi terhadap pemimpinnya. Tragis sekali. Dan akhirnya muncullah sosok seperti Mas Elanto yang mungkin sudah mulai geram dan tak tahan dengan para wakilnya.

Artinya dengan kasus Elanto ini, seharusnya pemerintah kita itu berbenah. Karena praktik peyelewengan wewenang dan tugas itu sepertinya sudah mendarah daging di kalangan pejabat kita. Jangan sampai masyarakat itu benar-benar hilang kepercayaannya dengan para pejabat. Mau dibawa kemana negara ini kalau rakyat dan pemimpinnya tidak saling percaya